China Menjadi Faktor Penentu Munculnya Kesepakatan Damai Ukraina-Rusia

China memilih untuk menghadiri konferensi di Jeddah, Arab Saudi yang membahas solusi damai untuk perang antara Ukraina dan Rusia. China mengirim diplomat kawakan, Li Hui, sebagai perwakilan negara dalam konferensi tersebut.

Baca Juga:

China Absen di Konferensi Denmark, Tapi Hadir di Konferensi Jeddah

China tidak menghadiri konferensi untuk mencari solusi damai perang Ukraina-Rusia di Kopenhagen, Denmark. Namun, mereka tampak tak berpikir panjang untuk hadir di konferensi serupa di Jeddah, Arab Saudi. Dalam konferensi di Jeddah, China mengirim Utusan Khusus China untuk Eurasia, Li Hui. Konferensi tersebut dihadiri oleh 40-an negara yang sepakat melanjutkan konsultasi dan membentuk kelompok kerja untuk mengatasi dampak perang Ukraina-Rusia. Ukraina menyambut baik hasil konferensi tersebut, sementara Rusia menganggapnya sebagai upaya Barat dalam menggalang dukungan belahan dunia selatan.

Kehadiran China dalam Konferensi Jeddah

China dianggap sebagai kunci dalam penyelesaian damai perang Ukraina-Rusia. Kehadiran China dalam konferensi Jeddah memberikan bobot lebih pada pertemuan tersebut, karena jumlah peserta konferensi Jeddah tiga kali lebih banyak dibandingkan konferensi Kopenhagen. Faktor Saudi sebagai negara netral dalam konflik Ukraina-Rusia menjadi pertimbangan China untuk hadir dalam konferensi Jeddah. Meskipun sebelumnya China menolak undangan Denmark untuk hadir dalam konferensi serupa, kehadiran China di Jeddah mengindikasikan adanya pergeseran sikap dalam memandang perang Ukraina-Rusia.

China Memandang Strategis Perang Ukraina

China mulai melihat perang Ukraina-Rusia sebagai ancaman terhadap kepentingan nasionalnya. Mereka sadar bahwa perang tersebut telah menyebabkan situasi baru yang tidak diharapkan, seperti pemberontakan tentara bayaran pada bulan Juni. China menyadari bahwa terjadi ketidaksolidan dalam lingkaran kekuasaan Presiden Vladimir Putin, yang dapat membahayakan posisi China. Dalam hal ini, China kini mengambil sikap yang lebih pragmatis dalam menghadapi perang Ukraina-Rusia.

See also  Wang Yi Melenggang Kembali, Menteri Luar Negeri China yang Dicopot Secara Tiba-tiba

China Hadir di Konferensi Jeddah Tanpa Rusia

Kehadiran China dalam konferensi Jeddah menunjukkan perubahan sikap yang signifikan. Sebelumnya sulit diakui bahwa China akan hadir dalam sebuah forum yang membahas perang Ukraina tanpa kehadiran Rusia. Namun, China memberikan tanda bahwa mereka bosan dengan perang tersebut dan ingin membangun hubungan ekonomi dan politik dengan Eropa. Meskipun China memiliki kemitraan yang erat dengan Rusia, mereka tampaknya ingin mengakhiri perang Ukraina.

Keputusan Taktis China

China ingin mengakhiri perang Ukraina karena dapat mengancam kepentingan mereka. Mereka mendukung gagasan perdamaian yang ditolak oleh Barat dan Rusia. China ingin menjaga citra mereka di Eropa dan mengembangkan kekuatan ekonomi serta politik di sana. Dengan menghadiri konferensi di Jeddah, China menunjukkan keputusan taktis mereka demi mencapai tujuan tersebut.

Tantangan Epilog Perang Ukraina-Rusia

Perkembangan di medan perang membuat China khawatir tentang posisi Rusia yang semakin lemah. Beberapa kalangan di China mendesak pemerintah untuk mengubah kebijakan mereka terkait konflik Rusia-Ukraina, karena mereka yakin bahwa Rusia pada akhirnya akan kalah. Meskipun masih ada keraguan tentang sikap China terhadap Rusia, kehadiran mereka dalam konferensi Jeddah menunjukkan bahwa China aktif dan berperan positif dalam mencari solusi damai di Ukraina.

Waktu Tersisa Sangat Penting

Bulan-bulan yang tersisa tahun ini akan menjadi krusial dalam mencari solusi damai untuk perang Ukraina-Rusia. Sikap China akan menjadi faktor penting dalam mengakhiri perang tersebut. Negara lain, seperti Amerika Serikat, juga dihadapkan pada kebutuhan untuk mengakhiri perang dengan cepat. Pertemuan antara China dan Amerika Serikat akan dilakukan dalam waktu dekat untuk membahas perang Ukraina.

Baca Juga:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours