Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait gencatan senjata di Gaza telah berhasil didistribusikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Setelah melewati proses panjang, resolusi ini akhirnya disetujui oleh semua anggota DK PBB.
Pemerintahan China telah mendesak Amerika Serikat untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mencapai gencatan senjata di Gaza. Hal ini menjadi respon atas meningkatnya eskalasi kekerasan antara Israel dan Palestina dalam beberapa minggu terakhir.
Pemerintahan Amerika Serikat telah menolak tawaran Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait gencatan senjata dengan Ukraina. Keputusan ini dilakukan setelah pertemuan antara Presiden AS, Joe Biden, dengan kepala negara-negara NATO lainnya.
Pada hari ini, terjadi perkembangan penting dalam situasi konflik di Gaza. Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, telah mengusulkan gencatan senjata dengan Israel. Saat ini, Amerika Serikat memberikan tanggapan positif terhadap usulan tersebut, sementara Israel menolak dengan tegas.
Hamas, kelompok militan Palestina yang mengendalikan Jalur Gaza, sedang mempertimbangkan proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh Israel. Proposal ini diharapkan dapat mengakhiri ketegangan yang berkepanjangan antara kedua belah pihak.
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkapkan kekecewaan dan keprihatinan mendalam atas tindakan Amerika Serikat yang menggunakan hak vetonya dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghalangi resolusi gencatan senjata di kawasan Gaza. Keputusan tersebut sangat disayangkan, karena resolusi tersebut sebenarnya bertujuan untuk menghentikan konflik berkepanjangan dan mencegah korban jiwa yang semakin bertambah di Gaza.
Amerika Serikat pada hari ini menggunakan hak veto mereka di Dewan Keamanan PBB untuk menolak resolusi yang diusulkan oleh negara-negara anggota lainnya terkait gencatan senjata di Gaza. Keputusan ini membuang harapan penyelesaian konflik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
