Pemerintah Jepang baru-baru ini mengumumkan bahwa Festival Pria Telanjang, acara tahunan yang menjadi daya tarik pariwisata utama di Jepang, telah ditutup karena fatalnya resesi seks di negara tersebut.
Perekonomian Eropa terus berguncang karena dampak dari pandemi COVID-19 yang belum reda. Negara-negara di kawasan tersebut terus berjuang untuk mengatasi masalah ekonomi yang semakin merosot.
Data terbaru menunjukkan bahwa resesi yang terjadi di Jepang melebihi ekspektasi yang sebelumnya telah diprediksi. Hal ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama bagi pelaku bisnis dan pemerintah.
Jepang, yang biasanya dikenal sebagai ekonomi terbesar ketiga di dunia, saat ini sedang menghadapi masa sulit. Negara yang terkenal dengan inovasi dan teknologi canggih ini telah jatuh ke dalam resesi yang membawa implikasi global yang serius.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4266427/original/007080600_1671506046-20221220-Libur-Natal-Tahun-Baru-AS-AP-7.jpg)
Para eksekutif perusahaan di seluruh dunia telah merasa lega karena kekhawatiran mereka terhadap resesi di Amerika Serikat mulai berkurang. Meskipun beberapa waktu lalu situasinya terlihat suram, sekarang optimisme mulai kembali tumbuh.
Sebuah studi terbaru telah membongkar fakta yang mengejutkan mengenai fenomena yang sedang terjadi di Jepang. Negara yang terkenal dengan teknologi canggih dan budaya yang unik ini dilanda oleh apa yang para peneliti sebut sebagai “resesi seks”.
# Stimulus Menyelamatkan Ekonomi Thailand
