Ketua Komisi II DPRD Kepri, Marselinus Simanjuntak, mengkritisi kenaikan harga tiket pesawat yang melambung tinggi belakangan ini. Menurutnya, fenomena ini menunjukkan adanya masalah dalam distribusi harga tiket pesawat di Indonesia.
Baca Juga:
Distribusi Harga Tiket Pesawat Meningkat
Ketua Komisi II DPRD Kepri, Marselinus Simanjuntak, mengkritisi kenaikan harga tiket pesawat yang melambung tinggi belakangan ini. Menurutnya, fenomena ini menunjukkan adanya masalah dalam distribusi harga tiket pesawat di Indonesia.
Simanjuntak menyoroti bahwa harga tiket pesawat yang semakin mahal dapat menghambat mobilitas masyarakat, terutama dalam hal perjalanan udara antara pulau-pulau di Kepulauan Riau.
Mengingatkan Maskapai untuk Transparan
Ia juga mengingatkan maskapai penerbangan untuk lebih transparan dalam menentukan harga tiket pesawat. Simanjuntak menekankan pentingnya agar maskapai memberikan penjelasan yang jelas terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi harga tiket, seperti biaya operasional dan kebijakan pemerintah.
Menurut Simanjuntak, transparansi dalam distribusi harga tiket pesawat merupakan langkah yang penting untuk memberikan perlindungan dan keadilan bagi konsumen.
Mengupayakan Solusi yang Berkelanjutan
Sebagai respons atas kenaikan harga tiket pesawat, Ketua Komisi II DPRD Kepri mengatakan pihaknya akan berupaya mencari solusi yang berkelanjutan. Simanjuntak menegaskan bahwa pemerintah dan maskapai penerbangan harus bekerja sama dalam menangani masalah ini agar harga tiket pesawat dapat tetap terjangkau bagi masyarakat.
Simanjuntak juga menambahkan bahwa pihaknya akan mengawasi secara ketat praktik distribusi harga tiket pesawat agar tidak merugikan konsumen dan meningkatkan kualitas pelayanan di sektor penerbangan.
Baca Juga:
- Israel Masih Menggila, Ini 5 Negara Pemasok Senjata Militer Terbesar
- Bawa Bendera RMS di Nobar Indonesia vs Guinea, Warga Ambon Dihajar
- Resmi Ditutup, Segini Pesangon Pekerja Pabrik Bata
- Viral Duel Maut di Temanggung Tewaskan Satu Orang, Istri Ikut Tonton
- Jelajah Pulau Obi, Surga Hayati di Tengah Industrialisasi
+ There are no comments
Add yours