Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah secara resmi mengumumkan bahwa Mahfud MD menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Namun, tokoh senior Demokrat, Mahfud MD, dengan tegas menolak tawaran tersebut. Pengumuman ini menarik perhatian publik, terutama karena ancaman yang diberikan oleh Demokrat untuk keluar dari koalisi pemerintah.
Pada hari yang tidak terduga, Mahfud MD, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, telah mengumumkan pengundurannya dari Kabinet Indonesia Maju. Keputusan ini telah menciptakan kehebohan di kalangan masyarakat. Namun, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, telah memberikan penjelasan yang menyegarkan tentang langkah itu.
Hotman Paris MURKA dengan Pernyataan Mahfud MD
Pertemuan Antara AHY dan Jokowi Membawa Isu Baru dalam Kabinet
Nama Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Indonesia, sudah tidak lagi terlihat di X, sebuah platform media sosial. Lenyapnya Mahfud MD dari platform tersebut menjadi sorotan publik dan menjadi perbincangan hangat di Twitter.
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, mengungkapkan kekhawatirannya terkait gimmick yang dapat terjadi dalam debat calon wakil presiden (cawapres). Menurutnya, gimmick tersebut dapat membuat masyarakat beralih fokus dari substansi perdebatan yang seharusnya menjadi inti.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengeluarkan pernyataan keras kepada Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mahfud menuding TKN Prabowo melakukan pembalasan dengan tingkat kebodohan yang tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, membalas kritik yang mengatakan dia kurang keras dalam debat dengan Gibran Rakabuming Raka, calon Wali Kota Surakarta. Menurutnya, dia telah menyampaikan argumen dengan tegas, sekaligus ramah.
Umat Islam di Indonesia Perlu Membaur dengan Budaya Nusantara
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyerukan kepada warga negara Indonesia untuk tidak takut dalam menggunakan hak pilih mereka pada pemilihan umum (Pemilu). Seruan ini muncul setelah adanya laporan mengenai telepon-telepon ancaman yang diterima oleh sejumlah warga terkait pilihan politik mereka.
